Kejadian 50:15-21

“Jadi, janganlah takut, aku akan memelihara kamu dan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghibur dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya.

(Kejadian 50:21)

Salah satu peran seorang pemimpin adalah memberikan rasa aman. Hal ini muncul, misalnya melalui sosok Malala Yousafzai. Di tengah berbagai ancaman dari kelompok teroris yang menguasai tempat hidup Yousafzai, ia tetap berjuang demi mewujudkan pemenuhan hak keamanan bagi anak-anak. Kehadiran Malala bagaikan oasis yang memberikan kesegaran dan keamanan di tengah gersang dan kerasnya kehidupan masyarakat di sekelilingnya.

Kisah pemimpin yang memberi rasa aman pun muncul dalam sosok Yusuf. Ia adalah sosok yang mampu berproses bersama Tuhan di tengah pengalaman buruk, termasuk yang dilakukan oleh saudara kandungnya. Bahkan, Yusuf menjadi pemimpin dengan otoritas yang sangat besar dalam pemerintahan Firaun. Ironisnya lagi, semua saudara Yusuf yang dulu pernah memperlakukan Yusuf sebagai objek kekerasan, kini justru bersimpuh lemah di hadapan Yusuf. Mereka ketakutan karena mengira Yusuf bertumbuh menjadi sosok pemimpin yang menaruh benci terhadap mereka. Namun, Yusuf justru menampilkan jati dirinya sebagai sosok pemimpin yang memberikan rasa aman bagi para saudaranya. Yusuf yang sebelumnya dianggap sebagai ancaman ternyata adalah pelindung bagi mereka di tanah asing.

Teens, seorang pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk memberikan rasa aman bagi setiap anggota yang dipimpinnya. Tidak ada model kepemimpinan yang efektif dalam menggerakkan seluruh anggota dan membawa komunitas kepada kesejahteraan jika si pemimpin tidak dapat menjamin rasa aman. Apalagi, jika si pemimpin juga menjadi momok bagi para anggotanya. Oleh sebab itu, kisah Yusuf dalam perikop ini pun menjadi sumber perenungan yang sangat relevan bagi setiap orang yang ingin membentuk dirinya sebagai pemimpin yang memberikan rasa aman.