Mazmur 50:1-6

“Bawalah kemari orang- orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan kurban sembelihan!”

(Mzm. 50:5)

 

 

 

“Selamat datang di dunia tipu-tipu!” Istilah “dunia tipu-tipu” pernah viral di jagat maya lewat lagu indah ciptaan penyanyi Yura Yunita yang sangat menyentuh. Namun, istilah “dunia tipu-tipu” bagi orang Indonesia Timur merupakan sebutan untuk dunia media sosial, di mana pengguna media sosial seringkali memakai nama samaran, foto samaran, dan akun samaran. Identitas palsu itu bisa digunakan untuk tujuan yang negatif untuk menebarkan ujaran kebencian atau bahkan untuk melakukan penipuan. Semakin sulit rasanya membedakan antara kejujuran atau kepalsuan di tengah gempuran informasi melalui media sosial yang semakin marak.

 

Bacaan hari ini menggambarkan bagaimana Allah berfirman kepada umat Israel yang juga hidup dalam peribadatan yang penuh kepalsuan. Mereka berpikir dengan memberikan persembahan yang baik, Allah akan mengabaikan pelanggaran dan ketidakadilan yang mereka lakukan terhadap sesama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, Allah itu Mahakuasa, Ia tidak tinggal diam atas kemunafikan yang mereka citrakan sebagai ritual peribadatan yang sempurna. Sesungguhnya Allah menginginkan persekutuan yang jujur. Ia ingin berelasi dengan orang-orang yang beribadah dengan sungguh, yang dengan tulus hati dan setia berpegang pada janjinya kepada Allah.

 

Youth, manusia mungkin bisa saja menutupi dosa yang dilakukan dengan cara berbuat baik sebagaimana bangsa Israel. Namun, Allah bukan saja Mahakuasa, Ia juga Mahatahu. Ingatlah bahwa Allah membenci kemunafikan. Ia menghendaki kerohanian dan hidup keseharian setiap anak-Nya selalu diwarnai kejujuran. Itulah ibadah sejati yang berkenan bagi-Nya.

 

1 . Apa kesalahan umat Israel dalam beribadah kepada Tuhan?

2 . Apa kendala untuk hidup jujur dan tulus sebagai ibadah kita yang sejati?

 

 

Pokok Doa:     Jujur dan tulus dalam beribadah.