Ester 1:1-4

… raja memamerkan kekayaan kemuliaan kerajaannya dan keindahan kebesarannya yang semarak selama berhari-hari, sampai seratus delapan puluh hari.

(Ester 1:4)

Istilah flexing mulai sering kita dengar seiring berkembangnya teknologi informasi, dengan makin semaraknya penggunaan media sosial. Flexing adalah tindakan memamerkan fisik, barang-barang, kegiatan, dan hal-hal lain yang dianggap hebat. Tindakan flexing sering dikritik karena dianggap arogan, dan berkaitan erat dengan karakter sombong dan merasa diri lebih tinggi dari orang lain. Ternyata perilaku flexing sudah ada sejak

zaman dulu. Raja Ahasweros dalam teks kita hari ini juga menampilkannya. Ayat 4 menggambarkan dengan jelas bahwa ia sedang memamerkan kekayaan dan kebesarannya, bahkan sampai 180 hari. Kesan yang muncul dalam kisah ini adalah bahwa Ahasweros terjebak dalam kesombongan dan haus akan pengakuan. Tindakan memamerkan kekayaan dan kebesarannya dapat dilihat sebagai upaya menonjolkan diri dengan tujuan agar diakui dan dihormati.

Teens, t indakan memamerkan apa yang kita punyai dengan tujuan agar dikagumi dan diakui sebagai orang yang hebat merupakan perilaku sombong. Bisa jadi ada kebanggaan tertentu ketika kamu berhasil mencapai sesuatu, apakah prestasi di sekolah atau karena bakat dan talentamu. Adalah hal yang wajar jika kamu bangga akan pencapaianmu. Akan menjadi masalah, ketika hal-hal itu membuatmu ingin dipuji, ingin diakui, dan ingin dikagumi oleh orang lain. Jika hal-hal semacam ini muncul, dapat dipastikan bahwa kamu terjebak dalam perilaku flexing. Apa yang kamu capai adalah berkat Tuhan semata. Tuhan menganugerahkannya bukan supaya kamu sombong, melainkan menjadi berkat bagi orang lain. Maka, jadilah pribadi yang rendah hati!