Kisah Para Rasul 5:33-42

Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan sukacita, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.
(Kisah Para Rasul 5:41)

Secara umum tak ada manusia yang suka menderita. Bila ada orang yang suka menderita, dia akan dianggap orang aneh oleh lingkungannya.

Pasca kenaikan Yesus ke surga para murid pergi memberitakan Injil dan membuat banyak mukjizat sehingga membuat Imam Besar dan para pengikutnya dari kelompok Saduki marah. Yang membuat mereka marah adalah isi dari kabar baik yang diberitakan para murid bahwa Yesus adalah Mesias. Padahal Yesus sudah mati disalib dan dituduh sebagai pemberontak. Tidak mungkin mereka mengakui dan menerima Yesus sebagai Mesias. Itulah sebabnya mereka menangkap para murid dan mencambukinya. Namun, alih-alih menjadi takut dan berhenti mengabarkan Injil, para murid justru melanjutkan pekabaran Injil dengan hati yang gembira. Penderitaan yang mereka tanggung karena pekabaran Injil tak membuat mereka menjadi gentar. Mereka justru bergembira karena telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena nama Yesus.

Youth, apakah para murid mengalami kelainan? Tentu tidak! Bagi para murid menderita karena nama Yesus adalah kehormatan, mereka justru merasa bangga karena layak menderita oleh karena imannya. Karena tidak setiap orang diberi kesempatan atau kepercayaan untuk menderita oleh karena nama Yesus. Sebagai murid Yesus jika kita harus mengalami penderitaan, jalanilah hal itu dengan kegembiraan. Menderita dengan gembira oleh karena nama Yesus adalah bentuk kesaksian kita bagi banyak orang. Kabar baik yang kita sampaikan dapat berupa teladan hidup yang baik dan benar di mana pun kita berada. Bila karena itu kita menderita, bergembiralah!

1. Mengapa penginjilan yang dilakukan para murid menimbulkan ketakutan para pemimpin agama pada saat itu?
2. Apa bentuk pekabaran Injil pada masa kini?

Pokok Doa:      Mereka yang menderita karena mengabarkan Injil.