Ibrani 8:1-13

“Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
(Ibrani 8:10)

Dalam sebuah video, ada sebuah eksperimen yang ditujukan bagi anak-anak. Eksperimen tersebut bernama “Marshmallow Challenge”. Dalam eksperimen ini, orangtua akan menyediakansemangkuk marshmallow lezat di hadapan anak mereka. Setelahnya, orangtua berkata bahwa mereka akan keluar sejenak. Selama itu, anak-anak diminta untuk menunggu dan tidak boleh memakan marshmallow sebelum ayah atau ibu mereka datang. Hasilnya, ada anak-anak yang berhasil menahan diri, tetapi banyak juga yang tidak tahan dan melahap dengan segera marshmallow yang ada di hadapan mereka.

Berhadapan dengan aturan, sikap kita memang bisa berbeda-beda. Kita bisa meremehkannya begitu saja atau justru menaatinya. Saat kita bersikap taat, motivasi yang mendasari ketaatan kita pun bisa berbeda-beda. Bisa jadi kita takut akan hukuman atau sebaliknya, kita taat karena menginginkan reward. Dalam perjanjian baru antara Allah dengan umat-Nya, Ia menghendaki umat-Nya untuk bersikap taat bukan karena rasa takut, bukan pula karena hukum-hukum yang kaku dan menekan, melainkan karena kasih kita kepada-Nya. Kehadiran Yesus Kristus sebagai Sang Imam Besar menjadi jalan bagi kita untuk datang kepada Allah seperti seorang anak yang datang kepada Bapa yang dikasihi-Nya. Sang Bapa itu penuh belas kasih, memberi pengampunan dengan berlimpah, serta mencintai setiap anak-anak-Nya.

Youth, apa yang selama ini mendorong kita untuk taat kepada Tuhan? Karya Sang Imam Besar, yaitu Yesus Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah. Biarlah hukum-hukum-Nya kita cintai dalam hati serta akal budi kita.

1. Apa peran Yesus Kristus sebagai Imam Besar perjanjian baru?
2. Apakah kita menjalankan ketaatan pada Allah dengan sukacita?

Pokok Doa: Keterbukaan diri untuk makin mengalami kasih Allah.