1 Yohanes 3:1-3

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anakanak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.
(1Yoh. 3:1)

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah hybrid sudah tidak asing lagi kita dengar. Hybrid berarti percampuran dari dua elemen yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam istilah Biologi, kita mengenal istilah hibrida, yang berarti satu spesies berasal dari dua jenis induk berbeda. Oleh karena itu, hybrid menunjukkan sebuah identitas yang kompleks, tidak tunggal, bahkan bisa disebut multi-identitas. Misalnya, seorang pemuda berarti juga seorang anak, berasal dari suku tertentu, memeluk agama tertentu, dan tinggal di tempat tertentu. Dengan kata lain, kepadanya melekat beragam identitas. Pemuda tersebut memiliki identitas yang hybrid.

Dalam teks Alkitab hari ini, penulis Surat Yohanes memberikan penegasan terhadap suatu identitas, yaitu sebagai anak-anak Allah. Identitas ini lahir dari relasi yang intim dengan Kristus, Sang Anak Allah (1Yoh. 2:28). Penulis Surat Yohanes mencatat, bahwa ada sebuah tanggung jawab yang mengiringi identitas sebagai anak-anak Allah tersebut, yaitu tidak tinggal di dalam dosa (bdk. 1 Yoh. 3:6). Setiap orang percaya dipanggil untuk hidup menjunjung kebenaran dan mengasihi saudaranya. Itulah yang mencerminkan sikap dari anak-anak Allah.

Youth, sebagai seorang yang beridentitas hybrid, ingatlah bahwa kamu pun memiliki identitas sebagai anak-anak Allah. Tunjukkanlah identitas tersebut bukan hanya melalui tanda pengenal, aksesoris, atau simbol-simbol religius, melainkan dalam perkataan dan perbuatan yang menjauhi dosa dan menegaskan kasih kepada sesama. Dengan demikian, Allah dimuliakan melalui hidupmu.

1. Apa yang dimaksud dengan identitas sebagai anak-anak Allah?
2. Sejauh mana kita mencerminkan kualitas hidup sebagai
    anak-anak Allah?

Pokok Doa: Konsistensi dalam mencerminkan identitas sebagai anak-anak Allah.