Matius 22:34-46

“Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
(Mat. 22:40)

Mungkin ada di antara kita yang pernah diperhadapkan dengan pertanyaan: saat mencari pasangan hidup, lebih memilih antara orang yang rajin ke gereja, tetapi kelakuannya tidak baik, atau orang yang tidak religius, tetapi dikenal sebagai pribadi yang baik? Seandainya disuruh memilih, kita akan memilih yang mana?

Kita mengenal hukum kasih yang dicatat dalam Matius 22:37 dan 39, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Bahkan, ditegaskan pada ayat 40 bahwa semua hukum Taurat dan kitab para nabi ada di bawahnya, sebagai turunan dari hukum kasih tersebut. Yesus bukan ingin mengatakan bahwa hukum-hukum dalam Taurat tidak penting, melainkan Yesus mengatakan tentang keseimbangan. Mengasihi Allah tanpa mengasihi sesama, merupakan wujud ketaatan yang semu. Sebaliknya, mengasihi sesama manusia tanpa didasari kasih kepada Allah, akan sia-sia sebab kita tidak tahu mengapa kita melakukannya. Oleh karena itu, Yesus tidak hanya menyebut satu hukum sebagai hukum yang utama, tetapi dua, yaitu mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Keduanya harus seimbang.

Youth, kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama manusia harus dilakukan secara seimbang. Bila hanya kasih kepada Allah, kita hanya akan disebut religius, sedangkan bila hanya mengasihi manusia, tidak ada bedanya dengan pekerja sosial. Hiduplah seimbang! Mendalami firman Tuhan itu penting, tetapi kemudian apa yang kita dalami harus kita praktikkan dalam kasih kepada sesama manusia.

1. Apa yang dimaksud dengan hukum yang terutama?
2. Bagaimana kita seharusnya mempraktikkan hukum yang terutama tersebut?

Pokok Doa: Hidup seimbang dalam mengasihi Allah dan sesama.