Titus 2:7-8, 11-15

Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu ….
(Tit. 2:7b)

Peraturan dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan. Namun, adakalanya makna peraturan tidak mudah dimengerti, terlebih jika kita tidak mengetahui latar belakang peraturan itu dibuat. Akibatnya, kita sulit menghayati “jiwa” dari peraturan itu. Maka, dibutuhkan penjelasan agar makna peraturan itu menjadi jelas dan tidak salah tafsir.

Teks Alkitab sudah berusia ribuan tahun. Terentang jarak waktu yang begitu jauh antara saat Alkitab ditulis dengan zaman kita hidup. Karena itu, kita kerap kesulitan menghayati makna dari sebuah bacaan di dalam Alkitab. Sehingga untuk memahaminya perlu perenungan yang mendalam. Selain itu, kita bertanggung jawab untuk mengajarkannya kepada orang yang membutuhkan penjelasan kita. Bukan hanya sungguh-sungguh dalam mengajarkan firman Tuhan, kita pun diminta untuk jujur dalam mengajarkan firman Tuhan. Jangan sampai dalam pengajaran kita kepada orang lain, terselip keinginan untuk menyisipkan pendapat kita pribadi. Jujur dalam pengajaran merupakan bentuk penghayatan firman Tuhan, karena kita tidak menyisipkan kepentingan pribadi di dalamnya.

Youth, pengajaran penting bagi kita sendiri maupun orang lain. Bila kita memakai ayat Alkitab hanya untuk kepentingan kita, kitatelah menyalahgunakan firman Tuhan. Mengutip ayat tertentu untuk membela pendapat kita juga bukanlah hal yang benar. Apa yang tertulis haruslah dijelaskan dan diajarkan dengan jujur dan sebagaimana mestinya. Salah tafsir tidak akan terjadi bila kita sungguh-sungguh mendalami firman Tuhan.

1. Apa yang dimaksudkan dengan bersungguh-sungguh dalam pengajaran?
2. Mengapa kita perlu jujur dan sungguh-sungguh dalam pengajaran?

Pokok Doa: Mengajar dengan jujur dan sungguh-sungguh.