Kisah Para Rasul 4:32-37

Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri ….
(Kisah Para Rasul 4:32)

Diakonia sebagai bagian dari tri tugas gereja memiliki arti pelayanan meja atau memberi pertolongan. Kata diakonia berasal dari bahasa Yunani yaitu diakonein (melayani). Diakonia merupakan sikap solidaritas yang mendalam terhadap orang lain berdasarkan kasih. Solidaritas itu diwujudkan dalam sikap tanpa pamrih untuk membela dan menolong kesusahan orang lain.

Perwujudan pelayanan diakonia itu tergambar jelas dalam kehidupan Jemaat Mula-Mula. Semangat komunalisme di mana masing-masing tidak merasa miliknya itu sebagai miliknya sendiri, tetapi sebagai milik bersama, begitu dihidupi. Kebangkitan Kristus yang menyelamatkan menggerakkan para murid untuk bersaksi dan memberitakan kabar sukacita. Semangat kebangkitan itu jugalah yang mendorong jemaat untuk hidup di dalam kesetiakawanan. Solidaritas Yesus yang merengkuh dan menyelamatkan dunia, menginspirasi gerakan solider untuk menanggung kesusahan sesama. Orang yang mempunyai tanah atau harta berlebih, menjual kepunyaannya itu. Hasil penjualannya mereka bagikan kepada yang miskin melalui pengaturan yang dilakukan oleh para rasul. Menarik, karena upaya untuk memberdayakan ini justru lahir dari bawah. Jemaat terus membangun karakter tanpa pamrih dengan membantu memenuhi kekurangan jemaat yang lain. Kehidupan Jemaat Perdana ini pada akhirnya menjadi kesaksian yang hidup. Setiap hari mereka makin disukai banyak orang dan menggerakkan orang lain untuk percaya kepada Yesus.

Teens, mari lakukan proyek diakonia kecil. Lihatlah sekeliling, mungkin ada teman atau kenalan yang berkekurangan dan membutuhkan bantuan. Mulailah gerakan menabung dan membantu. Kelola keuangannya secara transparan. Ajak makin banyak orang untuk juga bersedia membantu.