Nehemia 3:1-32

Mereka mentahbiskannya dan memasang pintupintunya. Mereka mentahbiskannya sampai menara Mea, menara Hananeel.
(Nehemia 3:1)

Teens, tahukah kamu bahwa Nabi Nehemia adalah pejuang antikorupsi? Ya, benar. Jauh sebelum Indonesia memiliki KPK, sekira 2.500 tahun yang lalu, Nehemia sudah menjadi aktivis antikorupsi. Saat menjadi pejabat Bupati Yehuda, ia menolak menerima gajinya dan menyumbangkan untuk orang miskin. Ia menjadi seorang pemimpin yang efektif karena berani membersihkan praktik korupsi pada masa ia menjabat. Nehemia disegani karena kinerjanya yang luar biasa dan menjadi teladan bagi rakyatnya.

Selain tokoh antikorupsi, Nehemia juga adalah ahli strategi yang sangat mencintai kota Yerusalem. Kepeduliannya terhadap Yerusalem terwujud melalui pembangunan kembali tembok kota itu. Melewati berbagai pertimbangan dan perhitungan yang matang dan sistematis, Nehemia memulai pembangunan tembok Yerusalem. Nehemia melibatkan semua orang Yerusalem dari semua kalangan sosial. Mulai dari rakyat biasa, pejabat, para imam, suku Lewi, seluruhnya terlibat secara aktif. Jika kita baca di sepanjang pasal tiga, tercatat semua kalangan yang bergerak membantu. Sebagai pemimpin, Nehemia berhasil memberdayakan seluruh rakyat Yerusalem untuk ikut serta membangun tembok Yerusalem. Ia sendiri mampu menjadi teladan karena kepemimpinannya yang bersih dan jujur. Hasilnya sungguh luar biasa. Pintu gerbang timur hingga barat berdiri kokoh dengan kayu terbaik. Puluhan pintu gerbang terpasang dengan gagah dan dinamai berdasarkan fungsi penggunaannya. Seluruh tembok dibangun dengan kualitas yang sama baiknya. Kepemimpinan Nehemia berhasil karena ia hadir sebagai pemimpin yang takut akan Allah dan memberdayakan semua pihak.

Teens, pemimpin yang berhasil bukanlah tipe one man show yang mengerjakan semuanya seorang diri. Pemimpin sejati mampu memberi pengaruh baik dan menggerakkan mereka yang dipimpinnya. Belajarlah dari teladan kepemimpinan Nehemia dan jadilah bijak.