Efesus 4:1-16

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
(Efesus 4:2)

“Rukun cinta satu sama lain, itulah maunya Tuhan. Rendah hati serta ramah tamah, itulah maunya Tuhan. Tunjukkan, saksikan, Tuhan minta buktinya. Tunjukkan, saksikan, Tuhan minta buktinya.” Nyanyian Sekolah Minggu berjudul “Rukun Cinta Satu Sama Lain” ini menggambarkan bahwa hidup rukun, rendah hati, dan ramah, menjadi tugas semua orang. Kalimat “satu sama lain” menegaskan bahwa dibutuhkan usaha bersama yang nyata dalam mewujudkan perintah Tuhan. Semua pihak saling mengisi dan melengkapi.

Saat dipenjara karena memberitakan Injil, Paulus menyapa jemaat di kota Efesus. Melalui suratnya ini, ia mengingatkan agar mereka selalu hidup rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Semua upaya kasih itu tidak dapat dilakukan hanya oleh satu pihak, melainkan mesti diupayakan oleh seluruh jemaat. Kesatuan mereka sebagai satu tubuh Kristus menjadi pendorong untuk hidup bersatu dalam kerukunan. Jemaat di Efesus memiliki beragam kemampuan yang berguna untuk menumbuhkan persekutuan. Beberapa di antara mereka pun telah dibekali untuk melakukan tugas pelayanan sebagai pengajar dan pemerhati jemaat. Semua potensi dan karunia itu berharga bagi pertumbuhan iman jemaat. Hidup yang bersatu dan saling mengasihi akan menjadikan jemaat kuat sehingga mereka tidak mudah goyah oleh berbagai pengajaran yang keliru. Di dalam ketaatan iman kepada Yesus, mereka diajak bekerja melalui beragam talentanya sehingga bertumbuh menjadi jemaat yang dewasa dalam iman dan mengasihi satu sama lain.

Teens, hidup bersama dalam komunitas membutuhkan langkah secara sadar menciptakan suasana saling mengasihi. Ketika ingin diperlakukan baik, kita juga punya peran untuk memperlakukan orang lain secara baik. Vibes mengasihi satu sama lain ini  menjadi support system bagi komunitas dapat bertumbuh. Di dalamnya, setiap talenta dihargai dan diapresiasi.