Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang
kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
(Efesus 4:25)

Suatu kali Anto meminta waktu untuk berbicara dengan ibunya. Ia kemudian menceritakan secara terbuka bahwa selama ini ia telah berbohong tentang pekerjaannya. Kurang lebih 6 bulan, Anto tidak memiliki pekerjaan karena pengurangan karyawan. Ia tidak berani menginformasikan kepada ibunya karena khawatir akan kesehatannya. Namun, ia merasa harus terbuka agar ia pun mendapat dukungan dari keluarga. Walaupun ibunya terkejut dengan informasi tersebut, tetapi ia menenangkan anaknya untuk terus berusaha dan berjuang sebab tidak ada jerih payah yang sia-sia. Percakapan itu sungguh melegakan, ia merasakan kekuatan baru untuk berusaha lewat dukungan ibunya.

Kadang-kadang anak-anak menyimpan persoalannya dan mengkondisikan keadaan seakan-akan baik-baik saja. Namun, sesungguhnya setiap pergumulan yang ditanggung bersama akan jauh lebih ringan. Kebohongan tidak akan memberi hasil yang baik juga dalam kehidupan berkeluarga. Marilah kita membuka ruang bagi setiap orang agar dapat mengatakan apa pun secara terbuka dan memberi diri untuk menjadi sahabat yang bersedia berjalan bersama. Kita sebagai orangtua pun diberi hikmat untuk bersama-sama saling menguatkan dalam hidup berkeluarga.

DOA:
Ya Tuhan berikanlah kami hati yang luas untuk menerima setiap
kebenaran dari orang-orang di sekeliling kami. Kiranya kami diberi
hikmat-Mu untuk dapat meresponnya dengan benar. Amin.