BUNGLON
“Dan engkau, anak manusia, dengarlah apa yang Kufirmankan kepadamu;
janganlah memberontak seperti kaum pemberontak ini.”
(Yehezkiel 2:8)
Ibu Ita bertanya kepada murid-murid ketika mengajar bahasa Indonesia, “Adakah yang tahu arti kalimat sindiran: Jangan menjadi bunglon?” Didi spontan menjawab, “Istilah itu diambil dari nama hewan bunglon, yang dapat berubah warna berdasarkan tempat ia berdiam. Seseorang yang suka berubah menurut lingkungan di tempat ia berada disebut bunglon.” Ibu Ita kemudian berkata, “Benar, Didi. Kalimat ini mengingatkan kita agar jangan berubah hanya agar diterima lingkungan, khususnya lingkungan yang buruk atau tidak baik.”
Adik-adik, Tuhan mengingatkan Nabi Yehezkiel agar tidak berubah mengikuti lingkungan para pemberontak. Mari kita membaca Kitab Yehezkiel 2:8! Yehezkiel harus tetap taat dan teguh berpegang pada firman Tuhan ketika berada di lingkungan umat Israel yang keras kepala, tidak menghormati firman Tuhan, dan suka melawan perintah-Nya. Jangan berubah memberontak seperti yang dilakukan umat Israel.
Adik-adik, mari teguh berpegang pada firman Tuhan! Jangan menjadi bunglon; jangan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang buruk. Jangan ikutikutan melakukan sesuatu yang buruk, melainkan tetaplah taat pada perintah-Nya.
Doa: Bapa di Surga, tolonglah aku agar tidak meniru lingkungan yang
buruk. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama