Apabila baru saja seseorang mengambil isteri, janganlah ia keluar bersamasama
dengan tentara maju berperang atau dibebankan sesuatu pekerjaan;
satu tahun lamanya ia harus dibebaskan untuk keperluan rumah tangganya
dan menyukakan hati perempuan yang telah diambilnya menjadi istrinya.
(Ulangan 24:5)

Pak Rudi memandang foto istrinya yang telah pergi lebih dahulu ke rumah Bapa. Ia merasa rindu dan teringat kembali bagaimana mereka berdua berjuang di dalam hidup rumah tangga yang telah mereka lalui selama 52 tahun. Bukan perjalanan yang mudah, tetapi ia sungguh bersyukur karena Allah memampukan mereka untuk saling menguatkan dan menopang. Pak Rudi sungguh mensyukuri pengalaman hidup bersama almarhum istrinya meskipun tanpa kehadiran anak. Ia tetap merasa bahagia dengan melihat kasih setia Tuhan yang terus menjaganya.

Keluarga adalah anugerah Allah bagi setiap manusia. Penyatuan laki-laki dan perempuan dalam hidup pernikahan adalah sebuah perjalanan iman bersama dengan Tuhan. Ulangan 24:5 tentu berbicara di konteks dan zamannya, tetapi pesan Tuhan jelas yaitu setiap orang harus memperjuangkan dengan sungguh-sungguh hidup berkeluarganya. Perjalanan hidup berkeluarga adalah sebuah pengalaman iman bersama dengan Tuhan karena di dalam peristiwa suka duka, untung rugi, sehat sakit, Allah mengajar kita untuk terus bertumbuh mengandalkan Dia yang memampukan kita untuk semakin saling mencintai dan setia sampai kematian memisahkan.

DOA:
Ya Allah, kami bersyukur untuk anugerah-Mu dalam keluarga kami.
Terima kasih untuk suami (istri) yang Tuhan tempatkan dalam
hidup kami. Kami berjalan di dalam cinta dan anugerah-Mu yang
memberkati keluarga kami. Amin.