Matius 9:35-10:8

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.
(Mat. 10:1)

Belas kasihan dan kuasa bukanlah dua hal yang sering disandingkan bersama, khususnya dalam diri seorang pemimpin. Apabila seseorang memimpin dengan belas kasihan, orang akan menebak bahwa tidak lama lagi pemimpin itu akan kehilangan kuasa. Ia akan menjadi lemah dan tidak berdaya karena belas kasihannya terhadap orang-orang yang dipimpinnya. Di sisi lain, ketika seorang pemimpin berkuasa, ia kemungkinan akan mempertahankan kekuasaannya itu dengan cara-cara yang jauh dari belas kasihan. Pada akhirnya, belas kasihan dan kuasa seakan-akan tidak bisa hadir bersama dalam diri seorang pemimpin. Namun, hal ini dipatahkan dalam diri Yesus.

Dalam teks Alkitab hari ini, ketika Yesus melihat orang banyak yang di hadapan-Nya kelelahan dan terlantar seperti domba tidak bergembala, hati-Nya tergerak oleh belas kasihan. Ia kemudian memanggil kedua belas murid dan memberikan mereka kuasa untuk menolong dan menyembuhkan orang banyak itu. Belas kasihan dan kuasa ternyata bisa bersanding bersama. Apabila keduanya ada dalam diri seorang pemimpin, orang itu akan menjadi pemimpin yang baik bagi banyak orang, seperti Kristus dan para murid.

Youth, kita adalah pengikut-pengikut Kristus yang hidup hingga hari ini; dan seperti para murid, kita juga dipanggil untuk meneruskan karya Kristus. Karena itu, mintalah belas kasihan dan kuasa sebagai satu paket yang tidak dipisahkan dalam doa-doa kita, khususnya ketika kita sedang diberi kepercayaan untuk memimpin. Dengan demikian, kita bisa menghadirkan Kristus bagi banyak orang melalui tindakan-tindakan kita.

1. Apa saja yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan murid-murid-Nya?
2. Bagaimana Anda bisa menggunakan kuasa dan belas kasihan untuk menolong orang-orang di sekitar Anda?

Pokok Doa: Memiliki belas kasihan dan kuasa.