Mazmur 127

Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, siasialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
(Mazmur 127:1)

Jika kepadamu diajukan sebuah pertanyaan “mengapa kamu mau melayani di gereja?”, apa jawabanmu? Kita masing-masing pasti punya jawaban yang berbeda-beda. Ada yang mengatakan karena disuruh oleh orangtua. Ada yang mengatakan karena ingin menyalurkan bakat yang dimiliki. Namun, mungkin tidak sedikit juga yang menjawab karena ingin melayani Tuhan. Jawaban yang terakhir ini pasti sering kita dengar. Padahal, Alkitab kita mengatakan bahwa Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi melayani (Mrk. 10:45). Allah juga tidak dilayani oleh tangan manusia seolah-olah Ia kekurangan apa-apa karena Ialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang (Kis. 17:25). Jadi, kira-kira apa jawaban kamu, nih ?

Dalam untaian syair Mazmur 127 tampak jelas bahwa sang pemazmur sadar betul akan kedaulatan Allah atas hidup manusia. “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah … jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, siasialah …” (ay. 1). Kerja keras yang dilakukan manusia sepanjang siang dan malam tidak akan berarti jika Tuhan tidak menyatakan berkat-Nya kepada orang-orang yang dicintai-Nya ketika mereka sedang tidur (ay. 2). Bahkan, “anak-anak lelaki” yang merupakan kebanggaan dalam sebuah keluarga Yahudi juga adalah “milik pusaka dari Tuhan”, demikian pula kehamilan (buah kandungan) yang menjadi kebanggaan seorang perempuan sesungguhnya adalah “upah” dari Sang Pemilik Kehidupan (ay. 3).

Teens , semua yang ada pada kita berasal dari Tuhan. Kita dengan rendah hati perlu mengakui bahwa tanpa anugerah Tuhan, kita tak memiliki apa pun dan tak berarti. Pengakuan dan erendahan hati inilah yang mendorong dan mengendalikan seluruh pelayanan kita di dan melalui gereja.