Matius 27:1-10

Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia.
(Matius 27:3)

Memperbaiki kesalahan setelah menyadarinya adalah tindakan yang bertanggung jawab. Namun, kita harus mengakui bahwa dalam hidup ada kesalahan-kesalahan yang tidak dapat diperbaiki. Ketika kita melakukan kesalahan itu dan ternyata kita menyesalinya di kemudian hari, kita tidak dapat lagi melakukan apa-apa demi memperbaiki keadaan itu. Tindakan itu ibarat tiket perjalanan yang hanya membawa kita ke satu tujuan. Ia tidak dapat membawa kita ke tujuan baru atau pulang ke tempat semula. Dalam bahasa kiasan, tindakan itu ibarat one-way ticket.

Kesalahan yang dilakukan oleh Yudas Iskariot adalah one-way ticket baginya menuju akhir hidup yang tragis dan penuh penyesalan. Sampai hari ini Yudas Iskariot masih diingat orang sebagai sosok “pengkhianat” meskipun dalam hidupnya selama menjadi murid Yesus mungkin saja ada juga hal-hal baik yang dilakukannya. Upayanya mengembalikan 30 uang perak yang ia terima saat ia menyerahkan Yesus juga menunjukkan penyesalannya. Apalagi di kemudian hari, ada banyak penafsir Alkitab yang menafsirkan bahwa kalau saja Yudas Iskariot tidak memutuskan untuk gantung diri, sebenarnya Tuhan yang bangkit juga akan mengampuninya. Namun apa daya, penyesalan dan rasa bersalah yang merundunginya terlalu besar sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang mengenaskan.

Teens, dalam hidup kita ada tindakan-tindakan yang berlaku seperti oneway ticket yang akan membawa kita dalam penyesalan tanpa jalan keluar atau jalan kembali. Sebelum kita terjebak dan tidak dapat mengampuni diri sendiri karena melakukan tindakan-tindakan tersebut, hendaknya kita memutuskan segala sesuatunya dengan penuh hikmat. Pertimbangkanlah baik-baik tiap risiko yang ditimbulkan dari tindakan kita.