Tuhan Menuntun
Roma 4:18-25
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa ….
(Roma 4:18)
Thomas Alva Edison dikenal sebagai penemu lampu pijar. Pada suatu malam di bulan Desember 1914 kebakaran besar terjadi di laboratoriumnya yang megah di New Jersey. Kebakaran itu menghancurkan seluruh bangunan. Saat itu Thomas telah berusia 67 tahun. Keesokan paginya setelah kejadian kebakaran Thomas pergi ke reruntuhan laboratoriumnya dan berjalan menelusuri tiap reruntuhan. Di laboratorium itulah bahan proyek penelitiannya disimpan. Ia mendapati bahwa tidak ada lagi yang tersisa. Melihat semua kehancuran itu, Thomas berkata, “Di balik bencana besar ini terdapat sesuatu yang berharga. Semua kesalahan dan karya telah terbakar habis. Terima kasih Tuhan, kami bisa memulai yang baru.” Dapatkah kita juga bersikap seperti Thomas Alva Edison yang tetap memiliki pengharapan meski yang ada di hadapannya adalah kepedihan dan kekecewaan?
Abraham adalah seorang beriman yang memiliki pengharapan kuat di tengah kebimbangan akan hari depannya. Sesungguhnya, ia sangat mengharapkan kehadiran seorang anak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan. Namun, sampai hari tuanya ia tidak juga memiliki keturunan. Meski demikian, ia tetap memiliki pengharapan. Meskipun dari faktor usia Abraham dan Sara sudah tua dan lemah tubuhnya sehingga terasa mustahil untuk memiliki anak (ay. 19), Abraham memilih untuk tetap berpengharapan. Abraham meletakkan pengharapannya bukan pada tanda-tanda saja, melainkan kepada Allah untuk menuntunnya melangkah ke hari depan (ay. 21).
Teens , ketika kamu ada di tengah kecemasan karena orang yang kamu sayangi sakit, atau orangtuamu sedang dalam persoalan finansial yang berdampak pada kelanjutan sekolahmu, atau persoalan lainnya, kamu mungkin bertanya-tanya, “Adakah pengharapan akan hari depan?” Abraham adalah teladan iman kita. Teguhkanlah hatimu dan berdoalah, “Ya Allah Sumber Kehidupan, tuntunlah aku dalam kasih dan kuasa-Mu. Sebab Engkaulah Pengharapanku.”
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama