“AKU, TUHAN,” BERSUARA DAN MENGUTUS
Kisah Para Rasul 7:30-34
“… Aku telah turun … karena itu marilah, engkau akan Kuutus ….”
(Kis. 7:34)
Suara Allah, sebagaimana kesaksian Penginjil Lukas dalam perikop ini, adalah ajakan bagi Musa: “Marilah, engkau akan Kuutus.” Allah mengutus Musa untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan di tanah Mesir. Selanjutnya, Lukas mengisahkan peran besar Musa bagi Israel, tetapi Israel menolak dan tidak menaatinya (ay. 35-39). Allah mengutus Musa bukan ke tempat “segar” untuk berleha-leha.
Perayaan ibadah diakhiri dengan pengutusan. Bahasa Latin pengutusan adalah misi, missa, missio. Misionaris, dalam arti khusus, adalah orang yang diutus untuk tugas tertentu di suatu tempat atau lembaga. Namun, dalam arti umum, semua orang Kristen diutus untuk menjadi saksi kebaikan di dunia. Mengakhiri perayaan ibadah, pemimpin mengatakan: “Pergilah, jadilah saksi Kristus” atau “Pergilah, kita diutus.” Kalimat-kalimat tersebut mengonfirmasi bahwa kita adalah utusan Allah.
Berbahagialah bahwa Allah mengutus kita. Artinya, Allah memperhitungkan kita sebagai orang yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan tertentu; pekerjaan dan kondisi yang mungkin tidak mudah. Allah memilih orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan tertentu di tempat yang tidak “segar”.Allah tidak mengutus utusan-Nya untuk menikmati kemewahan dan kenyamanan sebab kenyamanan selalu dikejar semuaorang. Bersukacita di dalam rasa sedih, keluh kesah, marah, adalah hal lumrah. Namun, bertahan hingga akhir adalah bonus kesukacitaan setiap utusan Allah.
DOA:
Sertai saya sebagai saksi dan utusan-Mu membersaksikan kebaikan. Amin.
Mzm. 78:17-20, 52-55; Kel. 33:7-23; Kis.7:30-34
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama