Yakobus 2:1-13

Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman.
(Yak. 2:13)

Tanggal 14 Februari diperingati sebagai Hari Valentine, yang menurut legenda untuk mengenang Santo Valentino yang dipenjara karena membela orang-orang Kristen yang dipenjara. Kisah hidupnya menjadi inspirasi kasih sayang.

Penulis Surat Yakobus mengingatkan jemaat Kristen agar berhati-hati saat memberi penilaian terhadap orang lain, yaitu agar tidak memandang tampilan belaka. Umumnya orang akan menilai berdasarkan apa yang kasat mata. Perlakuan terhadap mereka yang tampil mewah akan berbeda dengan mereka yang tampil lusuh. Sikap ini berbahaya sebab ternyata Tuhan akan menggunakan ukuran yang sama untuk menilai manusia. Cara Tuhan menilai manusia adalah dengan berbelas kasihan. Kata “belas kasihan” ini dapat diterjemahkan juga dengan “menderita bersama, berbela rasa, kasih sayang”. Jadi, ketika hendak menilai seseorang, kita harus bersedia untuk menderita bersama, ada di posisi yang sama agar penilaian kita tepat. Itulah kasih sayang.

Youth, kasih sayang sesungguhnya tidak terbatas hanya dalam relasi dua orang yang saling mencintai, atau dalam relasi orangtua-anak, atau persaudaraan. Kasih sayang itu luas sekali, menyangkut semua orang. Kasih sayang harus menjadi dasar untuk menentukan sikap terhadap orang lain. Sebelum menerima atau menolak orang lain, tempatkanlah diri kita di posisi orang itu agar penilaian kita tepat. Hari ini dapat menjadi kesempatan yang sangat baik untuk memeriksa sikap kita. Sudahkah kita punya sikap belas kasihan, bela rasa, kesediaan menderita bersama dengan mereka yang diabaikan, disingkirkan, dipinggirkan, diasingkan oleh yang lain?

1. Mengapa sikap belas kasihan sangat ditonjolkan oleh penulis Surat Yakobus?
2. Bagaimana kita mengembangkan sikap belas kasihan dalam hidup ini?

Pokok Doa:

Agar dapat mengembangkan sikap kasih sayang.