Roma 11:2-10

Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia.
(Rm. 11:6)

Setiap makhluk di dunia ini selalu berusaha untuk mencari serta menemukan cara hidup yang sesuai dengan kondisi yang mereka hadapi sebagai upaya untuk melanjutkan kehidupan. Setiap cara akan memberikan hasil yang berbeda.

Paulus mendorong jemaat di Roma agar memperhatikan bagaimana mereka menjalani kehidupan. Hidup di kota besar seperti Roma sudah pasti berhadapan dengan banyak kesulitan, terutama dalam hal ibadah. Cara ibadah orang Roma pasti berbeda dengan orang Kristen di Roma. Sesembahan mereka pun berbeda. Secara sederhana, perbedaan itu dapat dikategorikan demikian: Bagi orang Roma, keselamatan akan mereka peroleh jika selama hidup mereka melakukan segala sesuatu yang menyenangkan para dewa. Berbeda bagi orang Kristen yang, menurut Paulus, diselamatkan bukan karena perbuatan, melainkan karena kasih karunia Allah. Jadi, jelas perbedaannya: Orang Roma berbuat baik agar diselamatkan, sedangkan orang Kristen berbuat baik karena sudah diselamatkan. Yang satu menjadikan keselamatan sebagai tujuan, yang lain menjadikan keselamatan sebagai dasar.

Youth, cara hidup (way of life) itu sangat penting, terutama di masa muda dan di masa kini. Tentu saja tidak ada larangan untuk orang memiliki cara hidup yang mengikuti kemajuan zaman, yang trendi. Namun, sebagai orang yang sudah menerima karunia keselamatan, kita perlu memperhatikan cara hidup yang kita jalani, yakni cara hidup yang mempersaksikan karunia Allah. Hiduplah yang baik, benar, dan bertanggung jawab. Demikianlah cara hidup orang yang sudah diselamatkan. Bukan hidup asal-asalan, apalagi asal hidup.

1. Mengapa Paulus perlu mengingatkan umat akan kasih karunia Allah?
2. Cara hidup seperti apa yang patut ditunjukkan untuk menyatakan bahwa kita adalah orang yang sudah diselamatkan?

Pokok Doa:

Agar kita memiliki cara hidup yang sesuai dengan karunia Allah.