Rut 1:1-18

Tetapi kata Rut: “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi ….”

(Rut 1:16)

 

 

Kitab Rut memaparkan kisah yang mengharukan. Ketika becana kelaparan terjadi di negeri Israel, seorang Ibrani yang bernama Elimelekh memutuskan untuk mengungsi ke daerah Moab. Ia mengungsi bersama istrinya, Naomi, dan kedua putranya. Hidup di negeri asing tentunya tidak mudah bagi keluarga Ibrani ini. Setelah beberapa waktu, Elimelekh meninggal. Kedua putranya menikah dengan perempuan Moab. Namun, 10 tahun kemudian, keduanya pun meninggal. Sungguh sebuah kisah yang melukiskan realitas kehidupan yang tidak lepas dari tantangan, kesulitan, dan dukacita.

 

Kini Naomi memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, di tanah Yehuda. Ia menyuruh kedua menantunya, Orpa dan Rut, kembali ke keluarganya masing-masing. Maksudnya baik, yakni agar mereka
melanjutkan kehidupan mereka sendiri. Naomi sadar betul bahwa tidak banyak yang dapat ia berikan kepada mereka. Karena Naomi terus mendesak, akhirnya Orpa pun pergi. Namun, Rut tidak mau meninggalkan Naomi sendirian. Ia memutuskan untuk terus menyertai Naomi meskipun mungkin masa depannya bersama sang ibu mertua tidaklah menentu.

 

Youth, dalam bahasa Ibrani, nama Rut berarti “teman/sahabat”. Hal ini sedikit banyak menggambarkan kepribadiannya: Rut adalah seorang yang setia untuk menemani Naomi, bahkan dalam masamasa yang sulit. Kisah ini mengajak kita untuk menjadi teman bagi sesama. Seorang teman hadir bukan sekadar untuk bersenang-senang, melainkan untuk mendukung dan menopang dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

 

1. Bagaimana relasi antara Naomi dan kedua menantunya?

2. Apa karakter yang perlu Anda tumbuhkan agar menjadi teman yang sejati?

 

 

Pokok Doa:

Agar menjadi teman yang setia, khususnya dalam masa-masa sulit.