BERKORBAN BAGI ORANG YANG DIKASIHI
Oleh sebab itu, baiklah hambamu ini tinggal menjadi budak tuanku menggantikan anak itu, dan biarlah anak itu pulang bersama-sama dengan saudara-saudaranya.”
(Kejadian 44:33)
“Halo Santi, Didi!” sapa Tante Sarah. “Halo, Tante Sarah! Sudah lama kita tidak ketemu, ya,” kata Didi. “Iya, Di. Santi, Didi, Tante membawa es krim cokelat dan vanila untuk kalian,” kata Tante Sarah. “Terima kasih, Tante Sarah,” ujar Kak Santi. “Di, kamu pilih es krim yang mana? Nanti Kakak ambil yang tidak kamu pilih,” kata Kak Santi kepada Didi. “Santi, kamu baik sekali! Kamu mau berkorban untuk adikmu,” ujar Tante Sarah.
Adik-adik, pernahkah kamu berkorban bagi orang yang kamu sayang? Yehuda mau berkorban untuk Benyamin, adiknya. Mari kita membaca Kejadian 44:26-34! Yusuf menguji saudara-saudaranya. Ia meminta kepala rumahnya untuk meletakkan piala peraknya di karung Benyamin. Sesuai rencana Yusuf, maka Benyamin harus menjadi budaknya. Ia tidak boleh pulang bersama saudara-saudaranya. Yehuda pun memohon kepada Yusuf agar ia yang menjadi budak Yusuf. Yehuda ingin Benyamin bisa pulang dan bertemu dengan ayah mereka.
Adik-adik, mari kita belajar berkorban bagi keluarga kita! Misalnya, meminjamkan mainan, atau berbagi makanan dengan saudara kita. Tentu keluarga kita merasa senang.
Doa:
Bapa di Surga, ajar aku untuk berkorban bagi keluargaku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama