TEMBOK YANG TAK TAMPAK
… melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(Flp. 2:7)
Rut tidak suka setiap kali ibunya membawanya ke rumah bibinya. Bibinya itu sangat kaya, rumahnya besar, ruang tamunya mewah. Jika Rut dan ibunya datang, semua keramik mahal akan disingkirkan dulu. Jika Rut bergerak sedikit saja, ibunya sudah mendelik tajam dan bibinya waswas. Rut dapat merasakan bahwa kehadirannya dilihat bibinya seperti suatu gangguan, bahkan ancaman. Walau mereka duduk bersama, Rut merasa jauh. Tampak sekali bahwa bibinya menempatkan dirinya lebih tinggi dan lebih istimewa, seperti ada tembok pembatas di antara mereka. Di rumah bibinya ia disuguhi makanan dan minuman enak, duduk di sofa empuk dalam ruangan yang sejuk. Semuanya tampak indah dan mewah, tetapi Rut merasa tidak nyaman dan tidak diinginkan berada di sana.
Sobat Lansia, itulah sifat manusia. Banyak orang menciptakan tembok-tembok yang membatasi dirinya dengan sesamanya. Mereka merasa lebih tinggi dan lebih istimewa. Namun, tidak demikian dengan Yesus Kristus. Yesus justru datang mengambil posisi seorang hamba dan menjadi sama dengan kita. Ia meruntuhkan pembatas-pembatas. Ia memanggil kita untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain, yakni mengasihi dengan tidak memandang diri lebih tinggi daripada yang lain.
DOA:
Ya Tuhan, runtuhkanlah tembok-tembok yang menjadi pembatas di antara kami, dan jadikanlah kami perantara-Mu untuk melayani mereka yang tersingkir dan terasing dari komunitas kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama