KETIKA IA MENGUBAH AIR MENJADI ANGGUR
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya ….
(Yoh. 2:11)
Dalam tradisi Kekristenan abad-abad pertama, kisah Perkawinan di Kana juga dirayakan sebagai Epifania karena mukjizat ini adalah penyataan keilahian Yesus. Kisah ini adalah simbol yang sangat penting dalam kehidupan kita, umat percaya. Mengapa? Karena penyataan diri-Nya sebagai Tuhan itu Ia nyatakan di tengah-tengah hari perkawinan, yakni titik awal sebuah rumah tangga. Mengapa bukan di sebuah ibadah, misalnya? Atau di suatu acara perayaan keagamaan di Bait Allah? Mengapa ia memilih acara pesta perkawinan? Ah, ya, mungkin karena Ia didesak oleh ibu-Nya. Mungkin juga karena baik ibu-Nya maupun Yesus sendiri memberi makna yang sangat tinggi pada perkawinan, pada rumah tangga.
Sobat Lansia, karya Yesus mengubah air menjadi anggur hendak menunjukkan kepedulian-Nya kepada manusia. Ia membawa sukacita dan membebaskan pemilik pesta dari rasa malu. Ia mengubahkan yang tampak biasa-biasa saja, menjadi hal yang luar biasa. Orang-orang yang merasa tidak berharga, tidak dianggap, diangkat-Nya menjadi orang-orang yang berharga. Mereka yang tersiksa oleh kekhawatiran dibuat-Nya berbahagia. Saat-saat yang menyedihkan, bahkan yang memalukan diubahkan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.
DOA:
Ya Tuhan, kami bersyukur atas segala momen manis yang telah Engkau ciptakan di dalam kehidupan kami. Tetaplah hadir dan campur tangan dalam rumah tangga kami beserta anak cucu kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama