Yohanes 3:31-36

“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup ….”

(Yoh. 3:36)

 

 

Pembahasan tentang iman tidak akan ada habisnya. Sebab, selama kita masih hidup di dunia ini, selama itulah kita bergumul dalam ketaatan kepada Tuhan. Percaya kepada Tuhan bukanlah format verbal dalam wujud pengakuan, melainkan wujud nyata yang dihidupi melalui perbuatan. Itulah makna hakiki dari iman.

 

Yohanes menjelaskan tentang relasi antara Yesus dan Allah serta dari mana Yesus berasal. Penjelasan ini diikuti oleh dampak bagi mereka yang percaya kepada-Nya, yaitu memperoleh hidup, sedangkan yang tidak taat kepada-Nya tidak akan melihat hidup. Hal yang hendak dijelaskan oleh Yohanes adalah relasi. Sebagaimana Yesus memiliki relasi yang kuat dengan Bapa-Nya, demikianlah hendaknya relasi antara kita, selaku orang percaya, dengan Yesus yang adalah Tuhan dan Juruselamat. Dalam relasi yang didasarkan pada iman percaya kita kepada Tuhan, kita mengalami pengenalan dan perjumpaan dengan-Nya. Pengalaman semacam ini tidak saja membuat kita mengalami hidup yang sesungguhnya, tetapi juga memilikinya dalam segala kelimpahan. Inilah makna dari beroleh hidup yang kekal karena kita percaya kepada Anak.

 

Youth, bangunlah pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhan dalam hidup. Bukan saja melalui ritus keagamaan atau literasi buku-buku tentang ajaran iman Kristen, melainkan yang paling utama adalah membangun relasi atau hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan. Berilah ruang dalam hati dan hiduplah bagi Tuhan sehingga ada tempat bagi-Nya dalam kehidupan kita. Ruang itu jangan disesaki dengan ambisi dan keinginan manusiawi kita.

 

1. Bagaimana Yohanes menjelaskan tentang Yesus kepada orang-orang Yahudi?

2. Sejauh mana relasi yang dibangun dan pengenalan Youth tentang Yesus?

 

 

Pokok Doa:

Kesediaan dan kesungguhan membangun relasi dengan Tuhan.