Kolose 3:1-4

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

(Kolose 3:2-3)

Sebuah pepatah bijak mengatakan, “Lebih baik duduk di tepi danau dan berpikir tentang Tuhan daripada duduk di dalam tempat ibadah dan berpikir tentang memancing.” Tentu ungkapan tersebut hanyalah satu kiasan yang mau mengatakan bahwa apa yang ada dalam pikiran dan hati seseorang tidak selalu dapat dinilai dari apa yang tampak dari luar dirinya. Apakah kamu pernah mengalami pikiranmu bertualang hingga ke mal atau tempat kuliner favoritmu ketika sedang duduk manis mendengarkan khotbah dalam sebuah ibadah?

Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Kolose, “Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (ay. 2-3). Setiap orang percaya sesungguhnya telah “mati” bersama Kristus; dan oleh karenanya juga “dibangkitkan” bersama dengan-Nya yang duduk “di atas”, di sebelah kanan Allah (Kol. 2:20; 3:1). Istilah “perkara yang di atas, bukan yang di bumi” harus dipahami bukan sebagai ajakan bagi kita untuk “lari” dari kehidupan di bumi dan hidup dalam imajinasi tentang surga. Sebaliknya, di tengah hiruk pikuknya dunia, kita diajar untuk menilai, mempertimbangkan, dan memikirkan segala sesuatu dari sudut pandang yang “di atas”, yaitu segala hal yang bernilai kekal dan tidak lekang oleh waktu.

Teens, pada abad ke-19 seorang bernama Charles Sheldon menulis satu buku yang judulnya telah menjadi kutipan yang sangat terkenal dan diingat oleh jutaan orang Kristen di seluruh dunia hingga hari ini, What Would Jesus Do? (WWJD) (artinya “Apa yang akan Yesus Lakukan?”) Jadikanlah kalimat singkat ini sebagai “meditasi” kamu sebelum melakukan segala hal. Apa yang akan Yesus pikirkan dan lakukan jika Ia melihat apa yang kamu lihat dan mengalami apa yang kamu alami?