2 Raja-raja 23:1-15

Dibawanyalah tiang-tiang berhala dari rumah TUHAN ke luar kota Yerusalem, ke sungai Kidron, lalu dibakarnya di situ dan ditumbuknya halus-halus menjadi abu, kemudian dicampakkannyalah abunya ke atas kuburan rakyat jelata.

(2 Raja-raja 23:6)

Pada bulan Desember 2012 arkeolog Israel menemukan sebuah kuil langka dan patung-patung religius yang berumur hampir 3.000 tahun. Umur artefak ini diperkirakan sama dengan keberadaan Kerajaan Yehuda. Arkeolog mengatakan bahwa penemuan ini memberi kesaksian langka tentang adanya kultus ritual penyembahan berhala di wilayah Yerusalem saat itu.

Salah satu dosa terbesar dari bangsa Israel adalah penyembahan berhala-berhala dari bangsa lain. Dalam rangka melakukan pertobatan nasional serta menghindarkan bangsanya dari murka Allah, Yosia menghancurkan segala macam berhala dalam bentuk patung. Yerusalem dan Bait Allah pun dibersihkan dari segala macam bentuk berhala. Yosia sadar bahwa hati rakyatnya telah teracuni dan mereka menjadikan berhala-berhala itu sebagai idola. Berhala itu disembah, diberi korban bakaran, dan bahkan diagung-agungkan. Mereka tidak menyembah Allah yang begitu mengasihi mereka, tetapi justru berpaling menyembah ilah lain.

Teens, ketika kita membayangkan berhala, mungkin yang terbayang dalam benak kita adalah patung. Namun, kita perlu sadar bahwa berhala masa kini tidak lagi berbentuk patung. Berhala adalah segala sesuatu yang telah menggeser posisi Tuhan dalam kehidupan kita sehingga waktu, daya, dan pikiran kita lebih terfokus padanya. Penyembahan berhala membuat hati manusia tidak lagi terarah kepada Tuhan. Berhala dapat berupa pekerjaan, hobi, pelayanan, pacar, dan sebagainya. Apa pun bisa menjadi berhala ketika ia menggeser posisi Tuhan dalam hidup kita. Ingatlah bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang pencemburu! Ia tidak menghendaki kita menyembah ilah lain. Tuhan ingin agar kita menempatkan-Nya tepat di pusat kehidupan kita, bukan di emperan kehidupan kita. Karena itu, waspadalah terhadap
segala bentuk berhala!