Wahyu 2:8-11

“Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! … Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”

(Why. 2:10)

 

 

Apa yang Anda pikirkan ketika membaca Kitab Wahyu? Ada banyak orang yang mengaitkan Kitab Wahyu dengan akhir zaman, cip 666, hancurnya dunia, dan sebagainya. Padahal, Kitab Wahyu merupakan surat pastoral untuk ketujuh jemaat di Asia Kecil yang menderita di bawah jajahan Romawi. Sapaan dalam surat ini tidak hanya menguatkan dan menghibur, tetapi juga membangun dasar dan pengharapan yang teguh di dalam Tuhan.

 

Smirna adalah salah satu dari ketujuh jemaat tersebut. Yohanes menyebut mereka “kaya” (Why. 2:9) bukan karena mereka banyak uang, melainkan karena mereka berlimpah di dalam kebajikan dan iman kepada Allah. Smirna adalah jemaat yang miskin. Mereka mengalami penderitaan yang sangat hebat karena mengikut Tuhan. Dihukum, difitnah, diancam, dan dipenjara adalah makanan mereka sehari-hari. Mengikut Tuhan tenyata bisa sedemikian berat. Jika Anda ada di posisi mereka, bagaimana Anda akan merespons semua itu? Dalam suratnya Yohanes menegaskan kalau ia tahu betapa berat pergumulan yang mereka rasakan. Namun, di saat yang sama, ia juga mengajak mereka untuk tidak takut menghadapi itu semua. Ia menegaskan bahwa Allah adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Allah adalah pemilik dan pengatur kehidupan itu sendiri. Karena itu, bergantunglah dan berharaplah kepada-Nya.

 

Youth, jangan biarkan pergumulan atau kesulitan yang bertubi-tubi melemahkan dan menghancurkan iman kita. Belajarlah untuk bertumbuh di tengah kesulitan yang ada. Ingatlah bahwa akan selalu ada harapan dan jalan keluar di dalam Tuhan. Berjuanglah bersama-Nya sampai akhir. Kita bisa!

 

1. Apa pergumulan yang dialami oleh jemaat Smirna?

2. Apa hal yang membuat Anda termotivasi untuk tidak berhenti berjuang?

 

 

Pokok Doa:

Teguh berjuang di dalam dan bersama Tuhan.