
MENJADI ALAT

Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.
(Luk. 19:4)
Salah satu tugas yang diberikan kepada peserta katekisasi saat membahas Alkitab adalah menyebutkan bagian yang menarik perhatian mereka dari sebuah bagian Alkitab serta alasan ketertarikan tersebut. Seorang anak menyampaikan bahwa ia tertarik pada pohon ara. Saat ditanya mengapa ia tertarik, ia menjawab, “Kok, mau-maunya itu pohon ara dipanjat Zakheus?” Tentu saja seluruh kelas katekisasi tertawa mendengar jawaban tersebut.
Bacaan ini memang berfokus pada pertobatan Zakheus. Sebagian besar dari kita terkesan pada perubahan hidup Zakheus yang tadinya pemungut cukai, bahkan memeras rakyat, berubah menjadi orang yang membagikan harta kekayaannya bagi rakyat. Namun, kesan yang diberikan oleh peserta katekisasi itu menarik. Ia tidak terkesan pada pertobatan Zakheus, melainkan pada pohon ara. Bagaimana pohon ara ini menjadi alat yang dipakai Tuhan agar terjadi perjumpaan antara Zakheus dengan Yesus. Perjumpaan yang membawa hasil buah pertobatan. Bagaimana dengan keberadaan diri kita? Apakah kehadiran kita seperti pohon ara yang menjadi alat di tangan Tuhan sehingga melalui hidup kita, orang dapat mengalami perjumpaan dengan Tuhan?
DOA:
Ya Tuhan, kami mau memberikan diri dan hidup kami untuk Engkau pakai menjadi alat di dalam tangan-Mu sehingga orang dapat merasakan kasih-Mu dan berjumpa dengan diri-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama