
WALK THE TALK

Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
(Yak. 1:22)
Dalam sebuah kelas pembinaan bagi para pendeta muda, seorang pembina mengajarkan agar mereka melakukan “walk the talk” yaitu menjalani apa yang dikhotbahkan. Itu sebuah tugas yang sangat berat untuk dilakukan, tetapi menjadi hal yang sangat penting agar selalu diupayakan untuk diwujudkan.
Senada dengan “walk the talk” penulis surat Yakobus membahasakan hal yang sama dengan istilah “pelaku firman.” Tentu saja ada beberapa tahap yang harus diperhatikan agar kita dapat menjadi pelaku firman. Pertama, kita harus mendengarkan firman itu sendiri. Mendengarkan berarti menyimak dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar mendengar ada suara yang masuk ke dalam telinga kita. Kedua, belajar untuk memahami firman itu sesuai dengan kehendak-Nya, bukan sesuai kehendak kita. Kecenderungan kita adalah hanya mau mendengar apa yang kita suka, padahal firman yang disampaikan kadang menegur kita dan mengajarkan kita banyak hal. Ketiga, belajar untuk menjadikan firman itu sebagai bagian utuh dalam kehidupan kita sehingga kita bisa melakukan firman itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita hanya mau mendengar saja dan tidak melakukannya, menurut Yakobus kita adalah orang-orang yang menipu diri sendiri.
DOA:
Tuhan, jadikanlah kami sebagai pelaku firman-Mu, dan bukan sebagai pendengar saja. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama