2 Raja-raja 4:1-7

Jawab Elisa kepadanya: “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.”

(2 Raja-raja 4:2)

“Selamat siang, Bapak! Dengan Wayan di sini. Ada yang bisa saya bantu?” Begitulah kalimat yang diucapkan kepada saya ketika mengurus buku tabungan di sebuah bank swasta di dekat rumah. Kalimat yang diucapkan kepada saya itu sangat singkat dan sederhana. Terus terang, kalimat itu membawa rasa sejuk dan senang di dalam hati. Mengapa? Sebab, pada saat itu ada seseorang yang menawarkan bantuan untuk saya.

Panggilan untuk menolong sesama juga dipraktikkan oleh Elisa kepada seorang janda miskin. Apa yang dihadapi janda itu dalam kisah ini sungguh berat. Dalam kondisi suami yang sudah meninggal, ia terlilit utang dan harus bersiap untuk kehilangan anaknya yang sebentar lagi akan dijadikan budak. Di tengah-tengah kepanikan dan kebingungannya, Elisa hadir sebagai seorang penolong. Elisa pun bertanya, “Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Satu kalimat yang menyejukkan, yang sedikit-banyak memberikan secercah harapan bagi si janda saat itu. Berbekalkan sisa minyak dalam buli-buli, Elisa pun menolong sang janda tersebut.

Teens, sering kali mudah bagi kita untuk terjebak dalam dunia kita sendiri. Kita hanya hidup berfokus pada diri kita sendiri. Namun, perlu kita ingat bahwa kita tidak diciptakan untuk hidup egois. Ada ungkapan demikian, “Anda belum hidup hari ini sampai Anda telah melakukan sesuatu untuk seseorang yang ia tidak dapat membayarnya kembali.” Di dunia ini ada banyak orang yang membutuhkan kasih dan dukungan kita. Karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk berbuat baik. Jadilah penolong bagi sesama. Kata-kata simpati yang menyatakan kepedulian selalu enak dan sedap didengar. Ia menjadi sebuah ungkapan yang dirindukan saat seseorang membutuhkan pertolongan. Siapkah kamu untuk datang kepada sesama dan berkata, “Adakah yang bisa saya bantu?”