Filipi 1:18-21

Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

(Filipi 1:21)

Ada seorang yang bernama Basuki Tjahaja Purnama. Ia lebih dikenal dengan panggilan Ahok. Ketika diwawancara, ia mengatakan, “Jika aku mati, ukirlah di batu nisanku: Mati adalah keuntungan.” Ahok mengutip Filipi 1:21. Ia memandang bahwa mati adalah keuntungan. Ahok bukannya tidak takut akan kematian. Ia justru berusaha untuk memandang kematian secara positif.

Paulus juga memiliki pandangan yang positif tentang kematian. Kematian dilihat secara iman sebagai sebuah keuntungan karena berjumpa dengan Kristus. Kematian bukanlah akhir dari segalanya, melainkan perjumpaan dengan Kristus. Perjumpaan dengan Kristus itu adalah kebahagiaan. Jemaat di Filipi sedang mengalami penderitaan. Paulus hendak menguatkan jemaat di Filipi yang sedang mengalami penderitaan. Ia menegaskan kepada jemaat bahwa kematian tidak sepenuhnya negatif karena ada perjumpaan dengan Kristus.

Teens, tidak ada dari antara kita yang ingin cepat mati. Kita ingin hidup lama dan dalam keadaan sehat selalu. Namun, kematian adalah keniscayaan. Suatu saat, sebagai manusia, kita pasti akan mati. Apakah dengan demikian kita memandang kematian sebagai sebuah hal yang sangat menakutkan? Memang kematian selalu diidentikkan dengan akhir dari kehidupan yang fana. Namun, belajar dari Paulus dan Ahok, kita diajak untuk memandang kematian sebagai hal yang positif karena kematian itu berarti perjumpaan dengan Kristus; dan perjumpaan ini adalah hal yang membahagiakan. Itu sebabnya dukacita di dalam Kristus adalah kebangkitan di dalam Kristus. Kematian bukanlah akhir dari segalanya sebab orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan di dalam Kristus.