Mazmur 8

Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.

(Mzm. 8:2)

 

 

Lagu “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan” ada dalam Kidung Jemaat nomor 64. Dalam bahasa Inggris, lagu ini dikenal dengan judul “How Great Thou Art”. Namun, aslinya lagu ini berasal dari Swedia. Penggubahnya adalah Carl Gustaf Boberg (1859-1940) dan ia memberi judul lagu tersebut “O Store Gud” (artinya: “Oh Tuhan yang Akbar”). Dalam lirik lagu “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”, tema ini tampak pada bagian refrein, “Maka jiwaku pun memuji-Mu: ‘Sungguh besar Kau, Allahku!’” Demikian pula pada bait ketiga, “‘Pabila nanti Kristus memanggilku, sukacitaku amatlah besar, kar’na terkabullah yang kurindukan: melihat Dikau, Tuhanku akbar.”

 

Ketika pemazmur memandang langit, bulan, dan bintang-bintang, ia dipenuhi dengan kekaguman. Dalam alam raya yang mahaluas, ia menyaksikan keagungan Tuhan. Pada saat yang sama, ia pun menyadari akan keberadaan dirinya sebagai ciptaan Tuhan. Ia sadar bahwa di tengah-tengah alam semesta, sebenarnya manusia tidak lebih dari setitik debu. Namun, Tuhan telah memahkotai manusia dengan kemuliaan dan hormat. Hal ini justru membuat pemazmur makin takjub akan kemuliaan Tuhan.

 

Youth, Tuhan bukanlah ide atau ajaran keagamaan yang dapat kita jelaskan dengan akal budi kita yang terbatas. Karena itu, beriman bukanlah sekadar usaha untuk memahami ajaran tentang Tuhan. Beriman pertama-tama berarti undangan untuk mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi. Pada momen itulah hati kita dipenuhi dengan kekaguman akan keagungan Tuhan, lalu kita pun menyembah, “Sungguh, Tuhan itu akbar!”

 

1. Apa yang mendorong pemazmur untuk mengagumi keagungan Tuhan?

2. “Sungguh besar Kau, Allahku!” Apa makna pernyataan ini bagi Anda?

 

 

Pokok Doa:

Agar menyaksikan keagungan Tuhan dalam alam semesta.