Kisah Para Rasul 11:27-30

Lalu murid-murid memutuskan untuk mengumpulkan suatu sumbangan, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing ….

(Kis. 11:29)

 

 

Suatu hari Eri mendapat tugas pekerjaan rumah dari sekolahnya dan harus dikumpulkan pada esok hari. Sepulang sekolah ia memutuskan untuk menunda mengerjakan tugas itu dengan bermain handphone sampai larut malam. Ketika sudah malam ia lalu berpikir untuk mengerjakan tugasnya esok pagi. Akhirnya, Eri pun tidur. Keesokan paginya Eri malah bangun kesiangan. Ia pun bergegas mandi dan berangkat tanpa mengerjakan tugas pekerjaan rumah yang seharusnya ia bisa kerjakan kemarin.

 

Menunda kerap menjadi kebiasaan manusia. Mungkin saja kita yang membaca renungan ini juga tak jarang menunda pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan. Hal ini tak jarang membuat kita kerepotan sendiri di kemudian hari. Berbeda dengan kisah para murid dalam teks Alkitab hari ini. Setelah mendengar pesan dari Agabus bahwa akan datang bahaya kelaparan, para murid tidak tinggal diam dan berpangku tangan. Mereka tidak menunda pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan. Sebaliknya, mereka bergegas mengumpulkan sumbangan untuk saudara-saudara mereka yang diam di Yudea melalui perantaraan Barnabas dan Saulus (Kis. 11:29-30).

 

Youth, mari kita teladani para murid. Kita bertekad untuk tidak menunda pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan. Pepatah mengatakan, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Lebih baik kita segera mengerjakan dan mendapatkan kelegaan daripada kita menunda dan mengerjakannya dengan tidak optimal.

 

1. Mengapa para murid bergegas mengumpulkan sumbangan?

2. Apa yang membuat kita sering menunda pekerjaan?

 

 

Pokok Doa:

Berkomitmen untuk tak menunda pekerjaan.