KESABARAN BERBUAH MANIS
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
(Ibr. 6:15)
“Berapa lama lagi? Berapa banyak lagi kesusahan yang harus saya tanggung? Saya tidak kuat lagi, Tuhan!” ungkap seorang ibu dalam tangisnya. Ia dilahirkan dalam keluarga yang tidak menginginkannya dan membuangnya. Ia diangkat anak, tetapi hanya dimanfaatkan, khususnya oleh sosok yang dipanggilnya Papa. Sejak kecil, ia harus berjuang sendiri untuk bisa sekolah dan memenuhi kebutuhannya. Papa yang seharusnya membiayai malah memintanya untuk berhenti sekolah. Caci maki dan sumpah serapah sering dilontarkan kepadanya apabila ia tidak memenuhi permintaan sang Papa. Ada saja ulah yang dibuat sang Papa untuk membuat hidupnya susah. Berapa lama lagi ia harus sabar menanti Tuhan melepaskannya?
Sobat Lansia, Alkitab mengajar kita bahwa Allah berjanji menyertai hidup kita. Ia mendengar dan akan menjawab setiap teriak kita minta tolong kepada-Nya. Namun, seperti Abraham, kadang kita harus bersabar menanti Allah menggenapi janji-Nya. Ia kadang meminta kita untuk tetap sabar, bahkan sampai kita merasa seakan-akan apa yang dijanjikan tidak mungkin lagi dapat diwujudkan. Kita kadang merasa lelah dan tidak sabar lagi menanti. Namun, Abraham menyaksikan bahwa kesabaran akhirnya membawa buah yang manis. Tuhan menggenapi janji-Nya.
DOA:
Tuhan, tolonglah kami untuk tetap sabar menanti janji Tuhan digenapi dalam hidup kami. Ketika beban itu kami rasa begitu kuat menekan, kuatkan kami untuk sabar menanti sampai kami memperoleh apa yang Tuhan janjikan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama