PELITA TUBUH
Lukas 11:33-36
Matamu adalah pelita tubuhmu. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu, tetapi jika matamu jahat, gelaplah tubuhmu.
(Luk. 11:34)
Mata adalah indra penglihatan. Melalui mata, seseorang mempelajari sesuatu dan memberi respons. Melalui mata, seseorang mengomunikasikan isi hati dan perasaan. Saat hati kita terluka, bentuk dan pancaran mata akan terlihat redup. Sebaliknya, ketika hati kita bahagia dan bersukacita, maka mata kita akan memancarkan binar atau berseri-seri. Melalui mata, kita mencerminkan bagaimana mengekspresikan diri di tengah realitas.
Yesus mengajarkan bahwa kualitas rohani tidak dapat disembunyikan. Rohani yang sehat dan diberkati akan menjadi terang bagi orang-orang di sekelilingnya. Bagaikan sebuah “pelita” mata kita akan memancarkan semangat, harapan, kekuatan iman dan keberanian bagi sesama yang melihatnya. Apabila mata disebut sebagai “pelita tubuh”, maka minyak yang membakar adalah anugerah keselamatan dan karya pembaruan Roh Kudus. Keberlangsungan cahaya “pelita tubuh” itu tidak hanya ditentukan oleh minyak yang membakar sumbunya, tetapi juga sejauh mana kita mampu mengatasi gangguan dari luar, yaitu persoalan-persoalan yang terjadi. Makin kita memiliki minyak rohani yang berlimpah, berbagai persoalan atau kegelapan makin dapat diatasi dengan baik.
Mata yang jahat adalah ekspresi dari roh yang melekat pada berbagai keinginan dunia; hati yang diliputi oleh kemarahan, iri-hati, dan berbagai nafsu. Namun, hati yang murni akan memancarkan kelembutan dan keramahan Allah.
REFLEKSI :
Sejauh mana pancaran mata kita menyatakan kehadiran Allah di tengah-tengah persoalan?
Mzm. 106:1-12; Bil. 27:1-11; Luk. 11:33-36
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama