Galatia 6:3

Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

(Galatia 6:3)

Apakah kamu memiliki teman yang sering menganggap dirinya sok penting? Dia merasa dibutuhkan oleh banyak orang. Teman seperti itu biasanya bersikap sombong, jaga gengsi, dan merasa kedatangannya ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Kamu mungkin merasa sebal melihat tingkah lakunya yang sok penting itu. Mungkin juga kamu merasa mendapat hiburan gratis melihat sikapnya yang sok penting itu.

Dalam jemaat Galatia banyak orang yang merasa sok penting. Kesalehan pribadi karena mampu memenuhi semua peraturan Taurat membuat orang percaya yang berlatar belakang Yahudi merasa lebih mulia di hadapan Tuhan. Desakan untuk menjalankan adat istiadat Yahudi membuat jemaat Galatia yang keturunan non-Yahudi, resah. Di pihak lain, jemaat yang menjalankan segala aturan adat istiadat Yahudi merasa lebih hebat. Dalam situasi itulah, Rasul Paulus mengingatkan agar setiap orang memeriksa diri. Sebab, kalau seorang menyangka bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri. Kita berarti di mata Tuhan, bukan karena kita mampu melakukan semua tuntutan hukum Taurat. Kita berarti karena Tuhan mengasihi kita. Ia mengasihi kita bukan karena perbuatan baik kita, melainkan karena kemurahan hati-Nya. Orang yang merasa paling hebat biasanya tidak menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan.

Teens, kita dapat melakukan banyak aktivitas karena Tuhan memberikan anugerah-Nya kepada kita. Kita bukan siapa-siapa di hadapan Tuhan, tetapi Ia mau mengasihi kita. Dengan kesadaran itu, kita harus mau merendahkan diri dan mengasihi setiap orang. Jika ada temanmu yang sering bersikap sok penting, jangan membencinya. Namun, kamu ingatkan dia lalu doakan agar ia menyadari sikapnya yang tidak benar.