SABAR: LAMBAT UNTUK MARAH
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.
(Ams. 15:18)
Oma Murni dikenal sebagai oma yang suka marah-marah. Suatu hari dia memukul Oma Lanny di persekutuan lansia. Ibu Pendeta segera mengajak Oma Murni untuk bertemu. Ketika ditanya, apa alasannya memukul Oma Lanny, Oma Murni menjawab, “Dia sendiri yang cari masalah sama saya, Bu. Dia duduk di tempat saya biasa duduk. Saya kan kesal jadinya. Makanya saya pukul dia. Saya ini orangnya sabar, Bu. Saya tidak suka marah-marah, asal tidak ada orang yang membuat saya kesal!”
Sobat Lansia, setujukah kita jika Oma Murni disebut sebagai orang yang sabar? Tentu tidak! Semua orang tidak akan marah jika situasinya baik-baik saja. Orang yang sabar akan terlihat justru ketika berada dalam situasi yang tidak menyenangkan, seperti ketika ia disakiti, diperlakukan secara tidak adil, difitnah, dan lain-lain. Orang yang sabar, lambat untuk marah. Ia akan mengendalikan diri dan berusaha menyelesaikan masalah dengan baik. Tidak jarang, orang yang sabar akan memilih untuk mengalah. Ia berusaha untuk tidak terlibat dalam pertengkaran. Penulis Amsal mengatakan orang sabar memadamkan perbantahan, sedangkan si pemarah akan membangkitkan pertengkaran. Kemarahan juga dapat mengganggu kesehatan. Karena itu, lebih baik kita berusaha untuk bersabar.
DOA :
Tuhan, berikanlah kami kesabaran ketika menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama