Roma 3:21-31

Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada!
(Rm. 3:27) 

Ketika masih berkuliah, seorang dosen teologi pernah mengajukan pertanyaan menarik kepada kami: “Mana yang lebih dekat ke matahari? Apakah seseorang yang berdiri di puncak Burj Khalifa (gedung tertinggi di dunia) atau seseorang yang sedang berada di lantai dasarnya?” Tentu orang yang berada di puncak gedung lebih dekat ke matahari. Namun, kalau kita memperhitungkan skala jarak antara matahari dan bumi, perbedaan tersebut rasanya tidak relevan pada akhirnya.

Itu juga yang sebenarnya berlaku soal dosa manusia. Mungkin di mata manusia, ada dosa-dosa yang sangat berat dan ada dosa-dosa yang lebih ringan. Namun, pada hakikatnya, manusia itu sendiri sudah jatuh sangat dalam di kubangan dosa. Paulus mengatakan, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (ay. 23). Perbuatan apa pun yang manusia coba lakukan sebagai upaya untuk menebus dosanya tidak akan pernah revelan karena begitu  besarnya dosa yang telah diperbuat. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan manusia adalah Allah sendiri. Manusia selamat karena kasih karunia Allah.

Youth, pembicaraan tentang dosa, sebenarnya hendak mengingatkan dan mengajarkan manusia untuk belajar lebih menghargai sesama. Dalam teks Alkitab yang kita renungkan ini, kita diingatkan untuk tidak memegahkan diri. Sebab, betapa pun baiknya perilaku kita tetaplah kita ini orang-orang berdosa. Belajar dari Kristus yang mau turun ke dunia sebagai bentuk kasih kepada ciptaan-Nya, marilah kita juga belajar untuk tetap mengasihi orang-orang yang mungkin  tidak berkenan bagi kita.

1. Apa maksud Paulus dengan “meneguhkan hukum Taurat” (ay. 31)?
2. Apa dosa yang mungkin sudah menjadi kebiasaan Anda sehari-hari? 

Pokok Doa : Hidup baru seturut kehendak Tuhan.