BUAH KEINGINAN
Yakobus 1:9-16
Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri ….
(Yak. 1:14)
Keinginan merupakan bagian tak terpisahkan dari kodrat manusia. Keinginan dapat berbuah penderitaan karena orang tidak mampu mengendalikan dirinya, tidak mampu menggunakan kesadaran dirinya secara baik. Arthur Schopenhauer (1788-1860) mengemukakan bahwa pada kodrat manusia, ada hal yang lebih kuat daripada keinginan, yaitu kesadaran diri.
Jauh sebelum Schopenhauer, penulis surat Yakobus sudah memandang bahwa kesadaran diri jauh lebih kuat daripada keinginan diri. Orang yang selalu memelihara kesadaran diri dalam terang Kristus akan berhasil mengendalikan dirinya dari segala keinginan. Yakobus menuliskan, “tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya” (ay. 14). Tanpa kesadaran dalam terang firman Allah, orang dapat terikat oleh keinginannya sendiri, lalu keinginan itu pun berbuah dosa (ay. 15). Jadi, sebenarnya, Yakobus ingin menasihatkan agar murid-murid Kristus hidup dalam terang firman Allah, selalu sadar diri dan mengendalikan diri dari rupa-rupa keinginan.
Kita mengakui, dalam hidup ini, kita sulit memadamkan aneka keinginan dalam diri kita. Namun, syukur kepada Allah, Kristus menerangi hidup kita, menganugerahkan Roh Kudus sehingga kita mampu mengendalikan segala keinginan. Roh Kudus menolong kita untuk mengelola keinginan-keinginan diri kita. Dia menuntun kita untuk hidup mendahulukan keinginan Allah yang membawa keselamatan.
DOA :
Ya Allah, kiranya Roh Kudus-Mu senantiasa menerangi agar aku dapat mengendalikan diriku dari segala keinginan. Amin.
Mzm. 15; Kel. 32:15-35; Yak. 1:9-16
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama