Amsal 9:1–6

“… buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian.”

(Ams. 9:6)

Memilih adalah aktivitas yang selalu kita lakukan, mulai dari kita bangun tidur. Misalnya, mau langsung bangun atau santai dulu. Lalu memilih pakaian yang akan dikenakan hari ini. Dilanjutkan dengan memilih sarapan: mau nasi goreng, nasi uduk, atau mi instan. Namun, terkadang hal-hal yang harus kita pilih tidak sesederhana contoh di atas. Ada kalanya kita membutuhkan waktu yang lebih lama dan pertimbangan yang jauh lebih matang ketika memutuskan sesuatu.

Amsal 9:1-6 diberi judul “Undangan Hikmat dan Undangan Kebodohan.” Teks bacaan hari ini mendeskripsikan tentang hikmat. Hikmat digambarkan sebagai sosok yang sedang mempersiapkan sebuah jamuan. Dalam jamuan itu, ia mengundang orang yang tidak berpengalaman dan tidak berakal. Undangan itu merupakan ajakan untuk meninggalkan kebodohan dan mengikuti jalan pengertian; menjadi orang yang berhikmat! Dengan demikianlah seseorang akan dapat hidup bahagia. Hikmat menuntun seseorang untuk hidup dengan bertanggung jawab. Berhikmat berarti bersedia mempertimbangkan, memilih, dan memutuskan segala sesuatu dengan matang. Tentunya dengan melibatkan Tuhan dalam setiap prosesnya.

Youth, jika saat ini kita sedang berada di dalam sebuah persimpangan untuk memilih, firman Tuhan hari ini mengingatkan untuk berhikmat. Berhikmat di dalam mengambil sebuah keputusan. Ambillah waktu yang cukup untuk memperhitungkan segala hal. Tak perlu tergesa-gesa. Datanglah pertama-tama pada Tuhan Sang Sumber Hikmat, bersedialah dipimpin oleh-Nya. Sehingga, pilihan yang kita ambil akan menjadi berkat.

1. Bagaimanakah hikmat dideskripsikan di dalam teks Alkitab hari ini?
2. Apa yang membuat kita gagal berhikmat di dalam mengambil keputusan atas pilihan kita?

Pokok Doa: Tekad untuk berhikmat bersama Tuhan.