Markus 15:1-39

“Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”

(Mrk. 15:39)

 

 

 

Dalam mitologi Yunani, Hercules dikenal sebagai The Son of God. Ia adalah anak hasil perkawinan Dewa Zeus (ketua para dewa) dengan seorang gadis manusia. Hercules disebut juga “manusia setengah dewa.” Meski tubuhnya sama seperti manusia, kekuatannya setara para dewa. Tubuhnya besar dan kekar. Ia mampu

mengalahkan para monster yang besar dan kejam. Atas cerita hebatnya, banyak film telah dirilis untuk memperkenalkan sosoknya kepada dunia.

 

 

Secara fisik, Tuhan Yesus tentu tidak seperti Hercules. Yesus tidak pernah disebut berbadan besar atau kekar. Ia tidak gagah seperti tentara. Sosoknya tidak sangar, tetapi lembut dan bersahabat. Ia menolak perang, tetapi selalu bergaul, melayani, menyembuhkan si sakit, dan mengusir setan-setan. Kuasa–Nya jauh melebihi Hercules. Ia adalah Anak Allah. Meski begitu, ia selalu rendah hati. Ia rela ditangkap, disesah, dan disidang para penguasa tanpa mengeluh. Meski bisa membela diri, Ia memilih jalan salib. Padahal, dengan kuasa-Nya, Ia bisa melakukan apa pun yang dikehendaki-Nya. Akhirnya, Yesus mati setelah Ia menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Atas ketaatan dan mukjizat-mukjizat yang mengiringi ketaatan Yesus itu, kepala pasukan pun mengakui “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!”

 

 

Youth, banyak orang di dunia ini lebih mengutamakan kuasa, kekuatan, kegagahan, dan keperkasaan fisik. Namun, bagi Tuhan Yesus, yang terpenting adalah kerendahan hati, kasih, dan ketaatan. Untuk memiliki hal-hal terpenting itu, kita tidak perlu berbadan besar seperti Hercules. Kita hanya perlu meniru sosok Yesus Kristus, Sang Anak Allah. Sebagai anak Allah, tirulah teladan Sang Anak Allah!

 

 

1. Tanda-tanda apa saja yang menegaskan Yesus Kristus adalah Anak Allah?
2. Dalam hal apa saja Anda sudah dapat meniru Tuhan Yesus?

 

 

Pokok Doa: Kesungguhan untuk terus meniru teladan Tuhan Yesus.