Yohanes 12:34-50

“… dan menanggap dengan hati, lalu berbalik,

sehingga Aku menyembuhkan mereka.”

(Yoh. 12:40)

 

 

 

Wabah Covid-19 yang melanda Indonesia awal 2020 lalu telah mendorong gereja untuk meniadakan seluruh pelayanannya di gedung gereja. Kebaktian Minggu, ibadah tengah minggu, dan rapat-rapat tidak lagi di ruang gereja, melainkan secara online. Meski demikian, umat tetap menikmati persekutuannya dengan Tuhan dan sesama. Kebaktian dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga. Bahkan, ada yang melakukan gerakan doa online setiap hari. Rapat online tetap efektif. Umat tetap merasa bertumbuh dan dikuatkan. Memang, semua tergantung hati, bukan tergantung tempat.

 

 

Ketika Tuhan Yesus menyatakan bahwa Mesias akan menderita dan mati, orang banyak protes. Mereka meyakini bahwa Mesias akan hidup selama- selamanya. Tuhan Yesus pun meluruskan anggapan keliru itu. Ia juga berupaya membuktikan kemesiasan-Nya melalui banyak mukjizat di depan orang banyak. Sayangnya, kebanyakan orang Yahudi tetap tidak percaya kepada-Nya. Menurut nubuat para nabi, hal itu terjadi karena orang Yahudi hanya melihat dengan mata, bukan dengan hati. Padahal, Tuhan berharap agar mereka memahami dan menanggapi dengan hati sehingga mereka percaya dan berbalik kepada Allah. Umat harusnya percaya dengan hati, bukan karena bukti-bukti jasmani semata.

 

 

Youth, kekristenan bukanlah perkara sepele. Jangan mudah tergoda untuk mengejar kerohanian yang remeh temeh, gampangan, instan dan dangkal. Jangan beribadah untuk menyenangkan telinga atau sekadar memuaskan hasrat sosialita. Bergereja dan beribadahlah dengan segenap hati. Tanggapi firman Tuhan dengan iman, lalu berbaliklah pada pelukan Tuhan.

 

 

1. Protes apa saja yang orang berikan dalam menolak kemesiasan Tuhan Yesus?
2. Tanda-tanda apa yang bisa menunjukkan kedangkalan iman di zaman ini?

 

 

Pokok Doa: Agar selalu melekat pada firman dan berbalik pada Tuhan.