1 Korintus 9:16-18

Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah,

dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

(1 Korintus 9:18)

Mbah Sadiman adalah kakek yang saat ini berusia 68 tahun. Sejak tahun 1996, Mbah Sadiman mengabdikan diri menjadi pekerja senyap memulihkan lingkungan di lereng Gunung Lawu akibat penebangan hutan. Tanpa imbalan dan tanpa bayaran, ia melakukannya dengan semangat. Ia menanam pohon beringin untuk memulihkan tanah yang tandus dan supaya udara bersih. Sudah lebih dari sebelas ribu pohon beringin yang ditanamnya. Beberapa di antaranya telah memunculkan mata air di sekitar pohon yang ditanam itu. Dulu, saat Mbah Sadiman melakukan penanaman pohon beringin di mana-mana, orang menganggapnya gila. Sebab, orang akan memilih menanam tanaman pangan daripada pohon beringin. Namun, kini masyarakat menikmati hasil kerja kerasnya. Mereka mendapatkan air bersih dari mata air yang muncul di sekitar pohon beringin besar.

Di dalam karya pelayanannya, Rasul Paulus menegaskan bahwa ia melakukannya tanpa pamrih. Ia melakukannya dengan sukacita sesuai dengan panggilannya. Tuhan yang mengutusnya untuk memberitakan Injil dan memperlengkapinya dengan berbagai karunia. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi Rasul Paulus untuk tidak memberitakan Injil atau menuntut upah. Meskipun bisa saja Rasul Paulus menuntut upah untuk karya pelayanan yang telah dilakukannya, tetapi hal itu tidak dilakukannya. Baginya, upah yang mulia yang didapatkannya adalah ketika dirinya dapat memberitakan Injil secara cuma-cuma.

Teens, apa yang kita maknai tentang kehidupan yang saat ini kita sedang jalani? Bukankah semua itu adalah anugerah yang Tuhan berikan kepada kita? Seluruh potensi dan juga talenta yang kita miliki adalah pemberian Tuhan. Tuhan menginginkan kita supaya talenta itu tidak hanya berguna bagi kita, melainkan juga menjadi berkat bagi orang lain. Pakailah karunia dan talenta yang telah Tuhan berikan untuk membangun diri kita dan sesama tanpa pamrih!