KEJAHATAN MEMBENCI TERANG
Yohanes 3:14-21
“… barangsiapa berbuat jahat, membenci terang
dan tidak datang kepada terang itu ….”
(Yoh. 3:20)
Banyak kejahatan dilakukan pada malam yang gelap. Keadaan gelap dianggap dapat menyembunyikan kejahatan sehingga tidak diketahui orang. Sebaliknya, terang dihubungkan dengan Allah sebagai sumber kebaikan. Kedatangan Yesus selalu dihubungkan dengan terang. Injil Yohanes memberi kesaksian, “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya” (Yoh. 1:4-5).
Yohanes juga menegaskan bahwa Yesus harus ditinggikan supaya semua mata dapat melihat dan menjadi percaya pada-Nya. Yohanes membandingkan Yesus dengan “ular tembaga” yang ditinggikan oleh Musa, agar setiap orang Israel yang dipagut ular berbisa, namun melihat patung ular tembaga itu nyawanya tertolong dan selamat. Itu perintah Tuhan kepada Musa. Kisah ini mengungkapkan bahwa yang mematuhi perintah Tuhan ini, meskipun telah dipagut ular, nyawanya tertolong. Yang menyelamatkan nyawa bukan patung ular, melainkan iman kepada Tuhan yang memberi perintah.
Iman pada Tuhan sama sekali tidak menafikan perbuatan baik manusia. Karena Yesus itu terang yang telah datang ke dalam dunia, maka yang percaya pada-Nya harus menjauhi perbuatan jahat, dan melakukan perbuatan baik. Perbuatan baik itu bukan syarat untuk keselamatan, melainkan buah dari iman kepada Yesus, Sang Terang sejati.
REFLEKSI:
Umat Kristus harus selalu berupaya melakukan kebaikan,
dan menghindarkan kejahatan.
Bil. 21:4-9; Mzm. 107:1-3, 17-22; Ef. 2:1-10; Yoh. 3:14-21
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama