Markus 5:25-34

Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”

(Markus 5:28)

Sriyono Abdul Qohar merupakan guru PAUD disabilitas asal Blora, Jawa Tengah. Ia mendapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan kategori Penyandang Cacat Peduli PAUD. Ia mendirikan dan mengajar di PAUD Gembira Ria di Blora. Selama ia mengajar, muridnya tergolong beragam. Ia pernah mendapat murid disabilitas seperti tunarungu, hiperaktif, dan tunawicara. Sriyono adalah salah satu potret guru penyandang disabilitas yang terus mengabdi untuk dunia pendidikan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Terlahir sebagai seorang tunadaksa, ia berprinsip untuk terus berjalan, apa pun yang dikatakan orang lain. “Saya sangat bangga dan senang bisa memberikan kontribusi kepada Indonesia di dunia pendidikan PAUD, terkhusus buat teman-teman disabilitas Indonesia,” kata Sriyono. “Terus mengabdi… terus berjalan,” kata-kata itu menjadi tanda sebuah kegigihan.

Di dalam Markus 5:25-34, diceritakan tentang seorang perempuan yang menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun. Perempuan itu direndahkan, dianggap najis, dan dikucilkan dari masyarakat, karena setiap orang yang menyentuhnya juga menjadi najis. Dalam situasi orang banyak yang berbondong-bondong dan berdesak-desakan, ia terus berupaya untuk menjamah jubah Yesus. Bukan hanya pada momen ini saja ia berusaha. Markus menceritakan bahwa sebelumnya perempuan itu telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga semua yang dimilikinya habis. Namun sayang, semua upaya yang dilakukan sebelumnya tak membawa hasil.

Teens, cermati kisah itu! Seorang perempuan yang begitu gigih untuk mengusahakan kesembuhan. Bayangkan, ia berani berhadapan dengan berbagai risiko! Apa pun halangannya, ia hadapi demi berjumpa Yesus yang penuh dengan kuasa. Hari ini belajarlah dari Sriyono dan juga kisah perempuan yang disembuhkan itu: gigih dan pantang menyerah!