Yohanes 11:25-44

Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras:

“Lazarus, marilah keluar!”

(Yohanes 11:43)

Keterbatasan fisik tak menghalangi Louisa Bernadette Indrawati untuk berkarya dan menginspirasi. Berikut ini penuturannya. “Saya adalah anak pertama dari 7 bersaudara. Saudara saya semuanya bertubuh normal, hanya saya yang bertubuh pendek. Saya merasa lain dari yang lain saat saya berumur 4 tahun. Saya melihat semua teman bisa berlari dan bermain, tetapi kok saya cuma bisa melangkah satu-dua langkah, ya? Di tengah keluarga, saya merasakan perlakuan tidak adil. Saya cuma bisa menangis sambil ngumpet. Saya suka berdoa, Tuhan, saya percaya, nanti di Surga, saya akan mendapatkan apa yang saya tidak miliki di dunia ini. Sampai suatu saat saya sadar, meskipun saya cacat, apa bedanya saya dengan mereka? Lagi pula, orangtua tak pernah membeda-bedakan. Saya juga dikaruniai otak yang berfungsi dengan baik. Waktu saya hendak disekolahkan di YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat), saya tidak mau dan ingin masuk ke sekolah umum saja. Saya bertekad mengimbangi kekurangan saya dengan kelebihan saya. Maka, saya giat belajar. Saya berprestasi dan berhasil meraih gelar sarjana. Tibalah saat yang indah itu. Saya menikah! Bahkan, Tuhan menganugerahkan saya anak! Apa yang bagi manusia mustahil, bagi Tuhan semua itu mungkin.”

Begitu banyak kisah di Alkitab yang hendak menyatakan tentang kuasa Tuhan yang begitu Agung, salah satunya adalah kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan. Kisah Lazarus mau membuktikan bahwa tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Tuhan, ketika kita benar-benar percaya dan berserah kepada-Nya.

Teens, Louisa sudah membuktikan bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil! Kita pun mungkin pernah mengalami peristiwa di mana Tuhan menyatakan pertolonganNya kepada kita, bahkan lebih dari yang kita doakan dan harapkan. Bersaksilah dan teruslah percaya kepada Tuhan!