1 Samuel 1:1-18

[D]engan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN

sambil menangis tersedu-sedu.

(1Sam. 1:10)

 

 

 

Coba ingat ulang doa-doa kita! Hampir semua permohonan doa kita berkaitan dengan hasil, entah itu sukses, sehat, berhasil, lancar, aman, bahagia, menang. Bukankah itu adalah sebagian besar isi doa yang kita mohonkan kepada Tuhan? Padahal, idealnya seorang Kristen harusnya berdoa bukan untuk hasil, melainkan kemampuan untuk menghasilkan. Hasilnya bergantung pada seberapa besar usaha kita dan berbagai faktor yang dapat saja memengaruhi usaha itu. Akhirnya, tujuan berdoa adalah permohonan agar kehendak Tuhan yang terjadi!

 

 

Benar bahwa Hana berdoa untuk hasil, sama seperti kebanyakan kita. Namun, ada hal menarik dalam kisah tentang Hana. Semua sakit hati dan kecemasannya dibawanya kepada Tuhan dalam doa. Ia tidak membalas sakit hatinya kepada Penina atau Elkana. Ia menarasikan semuanya kepada Tuhan dalam derai air mata saat berdoa. Bahkan ayat 10 menolong kita menyelami suasana batin Hana. Menangis tersedu-sedu kadang menjadi “kata-kata” yang sangat jelas. Kita pun sadar, bahwa Tuhan sungguh memahaminya. Hana pun mengerti bahwa doanya dapat berujung pada terkabul tidaknya permohonan itu, dan Tuhan mengabulkan permohonannya. Happy ending!

 

 

Youth, tidak semua doa berakhir happy ending seperti Hana. Kadang doa kita pun dijawab “tidak” atau “nanti” oleh Tuhan. Semua doa didengar Tuhan, tetapi Tuhan juga memiliki jawaban-Nya bagi tiap permohonan. Apa pun jawaban Tuhan terhadap doa-doa kita, yakinilah bahwa itu yang terbaik dari Tuhan; kadang tidak menyenangkan, tetapi pasti yang terbaik. Keyakinan semacam itu perlu terus ditanamkan sehingga kita berbahagia dan penuh syukur.

 

 

1. Apa sebab Hana berdoa sambil menangis tersedu-sedu?
2. Apa antisipasi Anda terhadap tiga kemungkinan jawaban doa?

 

 

Pokok Doa: Kelegaan hati dan penuh syukur menerima jawaban doa dari Tuhan.