Lukas 1:26-38

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan;

jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

(Luk. 1:38)

 

 

 

Bagi masyarakat Yahudi, hamil di luar nikah merupakan tindakan perzinaan yang berat konsekuensi hukumnya, yaitu dirajam batu hingga mati. Di tengah tantangan semacam itu, Maria memikul tanggung jawab besar. Sebagai manusia biasa, ia mungkin bingung bagaimana hal itu bisa terjadi. Boleh jadi ada keraguan, ketakutan, atau bahkan kekalutan saat berita itu sampai padanya. Namun, ia diteguhkan sebagai orang yang dikaruniai Allah. Kepercayaan dan peneguhan yang Allah berikan kepada Maria membuatnya merendahkan diri di hadapan Allah. Hal itu nyata dalam ucapannya, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan ….”

 

 

Kata “hamba” diterjemahkan dari kata Yunani doule yang berarti female slave, budak perempuan. Sebuah pernyataan diri yang lahir dari kesadaran bahwa dirinya hanyalah budak Tuhan. Oleh karena itu, ia paham betul bahwa seorang budak menjalankan apa yang diperintahkan tuannya. Ia taat sempurna dan menyatakan “terjadilah seperti perkataanmu itu.” Maria akhirnya memiliki keberanian untuk menerima panggilan Tuhan atas dirinya. Dalam hal ini Maria yakin bahwa kepercayaan yang Tuhan berikan, tidak untuk membinasakannya. Ia melihat dirinya sebagai alat dalam tangan Tuhan untuk menyatakan rancangan penyelamatan-Nya bagi dunia.

 

 

Youth, merendahkan diri seperti Maria dan berani memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan tentu tidak mudah. Namun, yakinlah bahwa penyertaan dan pemeliharaan Tuhan senantiasa menuntun perjalanan mereka yang dikaruniai-Nya! Kesadaran dan keyakinan ini juga yang mendorong Maria menerima panggilan Tuhan atas dirinya.

 

 

1. Apa berita yang dibawa malaikat dan bagaimana respons Maria terhadapnya?
2. Apa yang dapat dipelajari dari spiritualitas Maria dalam merespons panggilan Tuhan?

 

 

Pokok Doa: Kemampuan merespons panggilan Tuhan dalam ketaatan.